Entri Populer

Thursday, July 19, 2012

Our Humour

*Radio ABC
Suatu siang penyiar radio ABC sedang terlibat percakapan dengan pendengar setianya.
Pendengar   : Halo Radio Asyikk
Penyiar             : Iya, Dengan siapa niyyy
Pendengar   : Mau rikues  boleh gag?
Penyiar             : Boleh mau rikues apa?
Pendengar   : Tolong puterin azan maghrib dong
**Ucok dan Poltak
Disebuah daerah didaerah Batak, ada kakak beradik bernaama Poltak dan Ucok. Mereka terkenal bandel. Saking bandelnya semua orang selalu mengaitkan semua kejadian kriminal ke mereka, mulai judi sampai maling ayam.. Ibu mereka pusing melihat kelakuan keduanya dan membawa mereka ke pendeta.
Dipanggilah mereka satu satu mulai dari Poltak.
Pendeta : "Poltak, ibu kau sudah tua, gak kasian kau lihat dia?"
Poltak diam, sambil ngupil tidak menjawab.
Pendeta bertanya dengan seulas senyum : "Poltak, kau tahu tuhan dimana?"
Poltak tetep cuek
Pendeta maih sabar walaupun mulai kesal : "Poltak, kau tahu tuhan dimana?"
Poltak mulai bingung, dia menelan ludah menatap mata Pendeta yang tajam sangar. Ngeri dan takut juga dia.
Pendeta pun mulai emosi. Dengan suara keras dan membentak dia bertanya lagi."Tuhan ada dimana Poltakkkkk?"
Poltak berteriak sambil berlari keluar."Aku tidak tahu."
Dipintu keluar Poltak bertemu dengan kakaknya Ucok
Ucok "Kenapa kau Poltak? Pucat kali muka kau? Pak Pendeta bilang apa?
Ucok : Gawat bang. Tuhan hilang!!! Pak Pendeta pikir kita yang curi
***Buku Bis Malam Penasaran
Ruben sedang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Jakarta dengan menggunakan bis malam. Di tengah perjalanan, saat bis tersebut berhenti di sebuah terminal, seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku bacaan pada semua penumpang. Sesampainya di kursi Ruben:
“Bukunya nak? Ada macam-macam nih. Buku silat, agama, dan lain-lain”, ujar sang kakek.
Ruben yang kebetulan sedang tidak bisa tidur pun tertarik. “Ada buku misteri atau horor gak kek?”
“Oh suka cerita horor yah?”, jawab si kakek. “Kebetulan sisa satu. Pas lagi ceritanya. Tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya ‘Bis Malam Penasaran’. Serem banget pokoknya.”
“Boleh juga tuh. Berapa harganya?”
“Seratus lima puluh ribu, nak”
“Walah, mahal bener harganya, kek”.
“Ya namanya juga buku bagus. Best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya sampe syok loh waktu baca endingnya”, si kakek berpromosi ala sales panci.
Ruben pun akhirnya mengalah. Uang seratus lima puluh ribu berpindah tangan. Entah kenapa, tepat pada saat ia menyerahkan uang tersebut ke kakek tua, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar. Angin pun terasa mulai bertiup kencang. Si kakek buru-buru melangkah turun ke bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Ruben.
“Nak”, ujarnya lirih, “apa pun yang terjadi, harap jangan buka halaman terakhir ya. Ingat, apapun yang terjadi. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”
Jantung Ruben berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga akhirnya si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan. Singkat cerita, dua jam kemudian, sekitar pukul satu malam, Ruben selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir tentunya. Dan memang benar seperti yang dikatakan si kakek penjual, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan. Di luar bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar bergantian dan terkadang terdengar suara guruh yang menggelegar. Sejenak Ruben melihat berkeliling dan ternyata semua penumpang sudah terlelap. Bulu kuduknya terasa merinding.
“Baca halaman terakhirnya gak yah?”, pikir Ruben bimbang. Antara penasaran dengan rasa takut berbaur menjadi satu. Di luar jendela malam tampak makin gelap. “Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”
Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir dari buku tersebut secara perlahan… Dan akhirnya tampak sebuah lembaran kosong dengan sepotong label di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Ruben membaca huruf demi huruf yang tercantum:
Bis Malam Penasaran
Terbitan CV. Buku Horror Garing
Harga Pas: Rp 15.000,
-

No comments:

Post a Comment