Entri Populer

Thursday, July 19, 2012

Info Tentang Dinosaurus


1.    Aerosteon.
Description:                Sejenis dinosaurus pemakan daging yang hidup sekitar 85 juta tahun lalu diduga bernafas layaknya burung yang hidup saat ini. Hasil penelitian terhadap fosilnya itu memperkuat keyakinan bahwa dinosaurus berkerabat dengan burung modern.Penemuan tersebut juga memberi pengetahuan baru mengenai tahapan evolusi theropoda (jenis dinosaurus berkaki dua) menjadi burung. Banyak ilmuwan meyakini bahwa burung merupakan keturunan sejenis theropoda yang disebut maniraptor, pada 150 juta tahun lalu pada periode Jurassic, dan hidup sekitar 206 juta hingga 144 juta tahun lalu.
"Ini adalah salah satu bukti yang melengkapi data-data bahwa burung berkerabat dengan dinosaurus," ujar Jeffrey Wilson, paleontolog dari Universitas Michigan.
Dino terbang?
             Disebut Aerosteon riocoloradensis, dinosaurus berkaki dua ini tingginya mencapai 2,5 meter dengan panjang tubuh mencapai 9 meter, sepanjang sebuah bus.Bersama paleontolog dari Universitas Chicago, Paul Sereno dan lainnya, Wilson menemukan fosil kepala A. riocoloradensis dalam ekspedisi tahun 1996 di Argentina. Mereka kemudian membersihkan fosil tersebut lalu memindainya dengan komputer tomography.Hasilnya, ditemukan lubang kecil di tulang belakangnya, tulang dada, dan tulang pinggul yang menuju pada rongga-rongga. Saat dinosaurus itu hidup, rongga-rongga tersebut sepertinya terhubung dengan otot-otot halus dan berisi udara. Nah, rongga-rongga ini mirip sekali dengan rongga yang ditemukan pada tulang burung masa kini.Walau tidak ada bukti bahwa dinosaurus jenis itu memiliki bulu atau bisa terbang seperti burung saat hidup, namun setidaknya diketahui mereka bernafas seperti burung.Burung memiliki paru-paru yang tidak membesar atau berkontraksi seperti paru-paru mamalia. Mereka memiliki kantung-kantung udara yang memompa udara ke paru-paru. Itu sebabnya burung bisa terbang lebih tinggi dibanding kelelawar, yang seperti mamalia lainnya terpaksa mengembangkan paru-parunya untuk mendapatkan proses bernafas yang efisien. Kantung-kantung udara ini juga membuat tulang burung lebih ringan sehingga terbang pun lebih mudah.
Beban yang ringan
                Wilson dan rekan-rekannya menduga tulang yang berongga dan kemungkinan adanya kantung udara memiliki tujuan tertentu, misalnya membuat dinosaurus itu bisa bernafas dengan efisien.Dengan bobot setara dengan seekor gajah, Aerosteon mungkin memanfaatkan rongga-rongga itu untuk mengusir panas dari tubuhnya. Keuntungan lain adalah untuk mengurangi beratnya, tanpa menganggu kekuatan.Sebelumnya, fosil-fosil dari dinosaurus lain menunjukkan beberapa kemiripan dengan burung, meski belum ada bukti pasti adanya fosil dinosaurus pemakan daging yang memiliki kantung udara di tulang dadanya.Sebagai contoh, penelitian sebelumnya menunjukkan dinosaurus maniraptor seperti velociraptor dan tyrannosaurus memiliki struktur tulang yang menggerakkan rusuk dan tulang dada saat bernafas, persis seperti pada burung.
Para peneliti juga menemukan kantung-kantung udara di tulang belakang sauropoda, dinosaurus pemakan tanaman yang memiliki leher dan ekor panjang. Mereka ini hidup pada periode Triassic akhir dan pertengahan Jurassic, sekitar 180 juta tahun lalu. (kompas)
2.   Giganotosaurus 
Description: http://thefallen17.files.wordpress.com/2008/08/giganotosaurus_1.jpg            Giganotosaurus Carolinii adalah sejenis dinosaurus. Dari segi bentuk tubuh, jenis ini amat mirip dengan Tyrannosaurus rex, tetapi ukurannya sekitar 2 atau 3 meter lebih besar daripada Tyrannosaurus rex (sebagai acuan, panjang Tyrannosaurus rex ± 13 meter). Pemangsa yang ganas, bersifat sama dengan Tyrannosaurus Rex. Yang membedakan Giganotosaurus dengan yang lain hanyalah ukuran tubuhnya, 3 cakar berlengan besar (Tyrannosaurus rex hanya memiliki 2 cakar dan lengan sangat kecil), dan tulang-tulang seperti sirip pada seluruh permukaan atas tubuhnya, dari ujung moncongnya sampai ujung ekornya. Sirip inipun tidak terlalu terlihat karena amat kecil dibandingkan dengan tubuhnya yang amat besar. Giganotosaurus disebut-sebut sebagai saingan raja kadal Tyrannosaurus karena besar tubuh dan keganasannya.
3.    Hesperonychus.
        Ukurannya memang hanya sebesar ayam, namun jenis dinosaurus yang baru dideskripsikan fosilnya ini kelihatannya garang. Dengan taring tajam dan panjang, makhluk tersebut diperkirakan seganas velociraptor dengan cakar di ujung jari-jarinya.Sejauh ini, spesies itu merupakan dinosaurus pemakan daging alias karnivora yang paling kecil di Amerika Utara. Rekor sebelumnya sebesar serigala. Berat tubuhnya hanya sekitar setengah kilogram.“Mungkin berburu dan makan apapun yang dapat diraihnya sesuai ukurannya, serangga, mamalia, amfibi, dan mungkin bayi dinosaurus lain,” ujar Nicholas Longrich dari Universitas Calgary Kanada yang melaporkannya dalam Proceedings of the National Academy of Sciences edisi terbaru.Dinosaurus tersebut diperkirakan hidup di kawasan rawa dan hutan basah di Amerika Utara 75 juta tahun lalu. Temuan dinosaurus berukuran kecil di Amerika Utara termasuk jarang. Fosilnya telah ditemukan sejak seperempat abad lalu namun selama ini teronggok di gudang museum.Para peneliti memberi nama Hesperonychus elizabethae untuk menghormati Elizabeth “Betsy” Nicholls, paleontolog yang mengumpulkan spesimen dinosaurus tersebut. Sementara Hesperonychus berarti cakar barat istilah untuk cakar panjang berbentuk sabit.
Description: http://static.inilah.com/data/berita/foto/566241.jpg4.Coahuilatriceratops
        Hewan purba herbivora berusia 72 juta tahun tersebut dinamakan Coahuilaceratops magnacuerna, memiliki dua tanduk lebar di atas kedua matanya dengan ukuran sekitar 1,22 meter yang merupakan terpanjang dari yang dimiliki dinosaurus lainnya.Peneliti menemukan fosil itu milik seekor Coahuilaceratops magnacuerna dewasa dan satu buah lainnya anak-anak, seukuran badak dewasa di zaman saat ini di Cerro del Pueblo Coahuila, Meksiko. Binatang itu memiliki panjang 6,7 meter saat usia dewasa, dengan tinggi 2 meter berikut punggung dan lengannya.
“Kami hanya mengetahui sedikit informasi tentang dinosaurus di Meksiko dan temuan itu meningkatkan skala pengetahuan dinosaurus yang pernah hidup di Meksiko selama periode Creataceous akhir,” ujar peneliti utama Mark Loewen, seorang ahli paleontologi di Museum Sejarah Alam Utah.Timnya akan menjelaskan detil penelitian dalam sebuah buku pekan depan dalam ekspedisi selama 2002 hingga 2003 di gurun Coahuila. Studi didanai oleh National Geographic Society dan Universitas Utah.Ketika dinosaurus hidup di Meksiko, wilayah itu lahan yang subur, mengandung muara sungai di mana air laut bertemu dengan air segar sungai-sungai, serupa dengan lembah Gulf di Amerika Serikat saat ini.
Banyak tulang dinosaurus ditemukan di area tersebut, bersama dengan fosil siput dan kerang laut, mengindikasikan bahwa makhluk tersebut hidup berdekatan dengan bibir pantai.Menurut para ahli, dinosaurus yang mati secara massal di area dimaksud terjadi selama badai angin dan banjir. Selama periode Cretaceous akhir, 97 hingga 65 juta tahun lalu, peningkatan muka air laut global membanjiri area tengah benua Amerika, merendam sebagian besar Amerika Utara.“Kami percaya bahwa dinosaurus Meksiko akan menjadi elemen kritis mengungkap misteri kuno benua Amerika,” ujar Scott Thompson dari Museum Sejarah Alam Utah Amerika Serikat.Akhir dari periode Cretaceous juga memberikan pertanda punahnya dinosaurus setelah asteroid sepanjang 10 kilometer menghantam bumi, menurut teori yang diterima. Dampaknya menghancurkan hampir 80% spesies yang hidup di muka bumi.


No comments:

Post a Comment