.jpg)
.jpg)




Orang kedua yang diwawancarai adalah Tsunku, yang memberikan pendapatnya mengenai perbedaan yang dimiliki idol Jepang dan Korea. Menurut beliau, idol Korea dengan idol Jepang hampir serupa. Selain bernyanyi dan melakukan performa, mereka juga muncul di berbagai acara TV dan drama. Apa yang memedakannya adalah gaedis Jepang memiliki faktor “moe” yang mungkin sulit dideskripsikan dengan kata-kata, tetapi bisa dirasakan saat melihat mereka. Selain itu, idol Jepang pada awalnya lahir untuk segmen yang lebih ke arah otaku, tetapi sekarang idol Jepang mulai bisa diterima berbagai kalangan. Jika idol Korea memiliki tingkat sempurna yang tinggi, idol Jepang biasanya adalah gadis-gadis yang belum sempurna. Tetapi, karena belum sempurna inilah yang membuat idol Jepang lebih menarik karena fans dapat melihat bagaimana mereka berkembang. Hal ini membuat interaksi antara idol dan fans semakin dekat. Beliau menjelaskan dukungan fans untuk sesuatu yang sudah sempurna dengan yang belum sempurna sangatlah berbeda. Secara psikologis, perasaan fans akan leibh tergerak melihat idol yang belum sempurna sehingga fans akan memberi dukungan kepada mereka, sehingga hubungan keduanya menjadi semakin dekat dan lebih memahami.
Sakurai Takamasa, seorang contents media producer yang sudah memperkenalkan pop culture Jepang ke berbagai negara, ikut memberikan pendapatnya mengenai K-Pop. Menurut beliau, faktor unik gadis Jepang adalah kawaii. Meskipun secara harafiah kawaii bisa diartikan cute, bagi orang Jepang berbeda dengan cute yang dimiliki gadis dari luar Jepang. Faktor kawaii jugalah yang membuat grup idol Jepang sangat dikenal di luar Jepang. Untuk mendapatkan penampilan yang kawaii, biasanya orang-orang di luar Jepang berdandan ala Harajuku Style atau cosplay. Menurut beliau, alasan kenapa banyak oranb ber-cosplay karena tokoh-tokoh dalam anime sangatlah beragam, dan mudah untuk proyeksi diri, membuat mereka bisa memilih tokoh yang sesuai dengan karakternya. Sebenarnya, fans grup idol Jepang di dunia sangatlah banyak, bahkan beliau seringkali menemukan fans Hello! Project di berbagai negara Eropa. Beliau menceritakan pengalamannya di China saat bertanya kenapa banyak orang di negeri itu sangat menyukai K-Pop, beliau mendapaktan alasan paling banyak adalah karena banyak artis Korea yang datang. Frekuensi kedatangan artis Korea ke berbagai negara di Asia jauh leibh sering dan banyak dibandingkan artis Jepang, sehingga pemberitaan mengenai artis Jepang yang datang ke negara-negara Asia sangatlah sedikit. Menurut beliau, hal ini sangat disayangkan, karena sebenarnya penggemar idol Jepang di negara-negara Asia sangatlah banyak, terutama di kalangan anak muda, dan mereka sampai sekarang masih menunggu para idola mereka untuk datang ke negaranya.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh idol Jepang adalah bahasa. Tentu saja saat bernyanyi, idol Jepang akan menggunakan bahasa Jepang, begitu juga dengna artis Korea akan menggunakan bahasa Korea. Tetapi, artis Korea memiliki kemampuan untuk berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional lebih baik daripada artis Jepang. Karena tidak menguasai bahasa untuk berkomunikasi di luar Jepang, para idol Jepang biasanya akan berkecil hati terlebih dahulu sebelum berangkat keluar Jepang, berbeda dengan artis Korea yang lebih percaya diri untuk pergi ke negara manapun di luar Korea.
Seorang warga Korea bernama Jon Kim yang bekerja sebagai pemerhati budaya Jepang dan Korea sempat membagikan pandangannya. Menurut beliau, apa yang membedakan J-Pop dan K-Pop adalah J-Pop lebih berfokus untuk suskes di dalam negeri sendiri, sedangkan K-Pop lebih fokus secara global. Karena itu, K-Pop lebih memiliki konten yang lebih disesuaikan dengan pasar global, sementara J-Pop masih memegang tradisi Jepang yang kuat dan masih tetap berpegang teguh dengan batasan-batasan yang tidak pernah ditembus dari dulu. Menurut beliau, hal tersebut sangat berbeda dengan K-Pop yang sebenarnya lahir dari perubahan budaya Korea yang baru terjadi belakangan ini. Hal ini disebabkan oleh krisis moneter pada tahun 1997 yang berdampak sangat besar bagi perekonomian Korea. Setelah IMF memberi bantuan moneter, perekonomian dan pola pikir orang Korea berubah banyak dan leibh memikirkan bagaiman mereka bisa eksis di duna internasional. Karenanya, setiap orang Korea selalu memiliki motivasi untuk tampil di dunia internasional. Contoh paling mudah yang terlihat adalah bagaimana gencarnya Samsung dan LG mempromosikan produk-produk terbaru mereka di dunia belakangan ini. Tetapi, pemikiran mereka yang leibh berfokus ke dunia internasional justru seringkali meninggalkan ciri khas budaya Korea. Seperti yang diketahui banyak orang, industri musik di Jepang sangatlah besar dan menjadi kedua terbesar di dunia. Berbeda dengan industri musik di Korea yang lebih kecil dan antusisas yang lebih sedikit. Karena itu, banyak record label Korea yang mencoba untuk memasuki pasar musik di Jepang karena tergiur dengan pangsa pasar yang sangat besar ini.
Menanggapi pandangan yang diberikan oleh Jon Kim, LDH mengatakan E-Girls merupakan unit yang lahir dengan menembus keadaan sosial orang Jepang untuk eksis di dunia internasional. LDH (singkatan dari Love+Dream+Happiness) adalah sebuah agensi entertainment yang menaungi berbagai grup idol dan talenta, diantaranya, Exile, Dream, Flower, dan Happiness. Saat ini, yang mendudu,i posisi pemimpin LDH adalah Hiro, leader Exile. E-Girls sendiri merupakan singkatan dari “Exile-kei Girls Unit” dan beranggotakan member-member dari Dream, Flower, dan Happiness. Untuk mengetahui tentang E-Girls lebih lanjut, Mori Shigeki yang menjabat sebagai salah satu petinggi LDH tidak ketinggalan mendapat bagian untuk diminta pendapatnya. Menurut beliau, E-Girls adalah gadis-gadis yang benar-benar berjuang keras untuk menggantungkan hidupnya di dunia entertainment. Di satu sisi mereka memiliki kehidupan sehari-hari yang normal layaknya gadis seumuran mereka, tetapi juga mermiliki impian untuk menjadi seorang idol dan entertainer yang profesional. Dalam berbagai pertunjukan live Exile, para member E-Girls sudah sering turun sebagai back dancer dan mereka dapat memperlihatkan me tarian yang energik dan kuat. Karena mereka tumbuh dengan selalu melihat performa para senpai mereka (Exile), masing-masing anggota memiliki motivasi yang sangat kuat untuk terus berlatih hingga memiliki skill dance yang sangat baik dan bisa dibanggakan secara internasional. Selain berlatih bersama mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan, masing-masing anggota juga diwajibkan untuk memikirkan sendiri koreografi yang dapat digunakan. Bahkan, masing-masing member selalu berlatih koreografi ciptaannya sendiri dan melakukan performance di hadapan member lain di sela-sela latihan. Hal ini memberikan motivasi kepada member lain untuk membuat koreografi yang lebih baik atau ingin memperlihatkan kalau dirinya juga memiliki skill dance yang bisa dibanggakan. Para pelatih yang menangani E-Girls juga banyak yang memuji skill yang dimiliki para member-nya. Mereka tidak pernah membayangkan member E-Girls bisa menyanyi dengan baik sambil performa dance yang sangat enerik. Bahkan, ada yang mengatakan kualitas suara salah satu member seperti Beyonce meskipun sambil menari. Setiap member juga sudah banyak yang berprofesi di bidangnya masing-masing seperti model fashion dan pemain teater, dimana hal ini banyak membentuk kepribadian setiap individu member sekaligus memberi kelebihan khusus bagi mereka. Selain itu, setiap member dibekali keahlian untuk berbicara menggunakan bahasa asing selain Jepang. LDH juga ingin mengincar pasar Asia dengan E-Girls, sama seperti halnya Korea yang sudah lebih dulu mengincar pasar Asia. Tetapi, karena E-Girls benar-benar masih baru dan "hatsu release" pada tanggal 28 Desember 2011 yang lalu, yang pertama kali kami pikirkan dulu kini adalah bagaimana mereka memosisikan diri di pasar Jepang sendiri.
Wawancara berlanjut ke Kaoru Wada, tokoh yang pernah menjadi idol management untuk Morning Musume. Menurut beliau, K-Pop memiliki tingkat sempurna yang sangat tinggi, tetapi kurang mengikut sertakan fansnya ke kesuksesan mereka. Idol seperti Morning Mususme selalu mengikut sertakan para fans karena setiap acara yang dibintangi mereka merupakan sebuah bentuk audisi secara tidak langsung, dimana mereka harus bisa memperlihatkan apa yang mereka miliki hingga bisa menarik perhatian masyarakat. Usaha mereka sebagai idol yang belum sempurna inilah yang membuat para fans simpatik dan ingin mendukung mereka, sehingga jumlah fans pun semakin lama semakin bertambah. Menurut beliau, AKB48 adalah grup yang hebat, tidak hanya dari penampilan, daya tarik mereka juga ada pada lagu-lagu yang mereka bawakan. Di karaoke pun lagu AKB48 menjadi lagu dari grup idol yang paling banyak dinyanyikan. Grup dengan jumlah member yang sangat banyak juga hanya bisa ditemukan di Jepang, grup di luar Jepang dengan member paling banyak biasanya hanya beranggotakan 9-12 orang. Kalau diteliti lebih dalam, sebenarnya mengurus gurp dengan jumlah anggota yang sangat banyak sangatlah sulit. Dengan jumlah member yang semakin banyak, berarti semakin banyak juga karakteristik member yang harus disatukan, elum lagi mereka harus memikirkan untuk mengeluarkan lagu-lagu baru yang dapat menempati posisi Oricon Chart. Saya rasa negara yang bisa melahirkan grup idol dengan jumlah member yang sangat banyak hanyalah Jepang. Karena itu, apa yang dimiliki idol Jepang untuk mendunia adalah empati dan team work yang mereka miliki.
Diluar dari wawancara dengan tokoh-tokoh di atas, para fans idol di Jepang tidak terlalu mempermasalahkan mewabahnya K-Pop di Jepang, karena bagi mereka, fans idol dan fans K-Pop tidak dapat disatukan karena keduanya adalah hal yang berbeda dengan cirinya masing-masing. Dari hasil survei salah satu majalah di Jepang pun didapat hasil biaanya para fans K-Pop di Jepang adalah orang-orang yang dulunya menjadi fans Ayumi Hamasaki dan Namie Amuro. Sedangkan para fans idol Jepang bisa dibilang hampir tidak ada yang menjadi fans K-Pop. Diluar semua itu, belakangan tidak semua orang Jepang menerima kehadiran K-Pop. Ada beberapa hal yang memicu munculnya gerakan sentimen terhadap K-Pop belakangan ini. Salah satu pemicu adalah pendatang baru yang dianggap tidak bisa melafalkan bahasa Jepang dengan baik dan benar. Diduga karena tergiur dengan keberhasilan para pendahulunya di pasar Jepang, grup ini memaksakan diri untuk melakukan debut di Jepang dengan bahasa Jepang yang buruk, padahal syarat utama untuk dapat debut di Jepang adalah membawakan lagu dalam bahasa Jepang. Alhasil banyak orang yang mencibir dan mengatakan mereka tidak layak untuk debut di Jepang. Pemicu lain yang sempat menjadi kontroversi adalah artis Korea yang tidak mengindahkan etika dan budaya di Jepang saat menjadi bintang tamu di sebuah acara TV. Meskipun bagi pemirsa Korea di luar Jepang tidak menemukan keganjalan yang berarti, tetapi bagi orang Jepang apa yang dilakukannya dianggap tidak sopan. Meskipun kejadian-kejadian tersebut hanya dilakukan oleh segelintir artis yang datang ke Jepang, tetapi pengaruhnya terhadap citra K-Pop di Jepang sangatlah besar.
Aahh, akhirnya... Selesai juga....
Oya, ini ya sumbernya....
Best anime and lifestyle magazine, Animonstar.
Animonstar edisi Februari 2012 voloume 155
Di rubrik Hot Issue halaman 98-101
Text by: Aditya Rai
DENGAN SEDIKIT PERUBAHAN.
MAAF JIKA MASIH ADA KESALAHAN, TERIMAKASIH.
No comments:
Post a Comment