PEMBAGIAN
PERAN
( ( ) berperan sebagai Abid [si
Miskin]
( ) berperan sebagai Galang [si
Murah Hati]
( ) berperan sebagai Pinkan [si
Fotografer]
( ) berperan sebagai Cintya [si
Penyiar]
( )berperan sebagai Lita [si Pelukis]
( )berperan sebagai Lita [si Pelukis]
( ) berperan sebagai Hiska [si
Pembuat Iklan]
_ ( ) berperan sebagai Rista [si
Novelis/Cerpenis]
HANDPHONE-2
KARDUS-1
KAMERA-1
UANG
KERTAS
ALAT TULIS (PENSIL DAN
BOLPOIN)
BUKU TULIS-3
NOVEL-1
TAS SEKOLAH-7
LUKISAN-1
dompet
Topeng “dewa kematian”
SEBELUM PENTAS, SEMUA
PROPERTI YANG MUNGKIN DIMASUKKAN KE DALAM KARDUS, MASUKKAN SAJA KE DALAM KARDUS
AGAR TIDAK SUSAH SA’AT MEMBAWANYA KE backstage
SKENARIO
Babak I
atau babak Awal
Setting waktunya ketika
pulang sekolah. Abid masuk dengan tampang lesu, sedih dan tak bersemangat, lalu
duduk melamun di tengah-tengah depan menghadap penonton. Lita dan Hiska datang (bercakap-cakap) dengan
tas sekolah mereka. Karena melihat Abid duduk melamun, mereka menghampiri Abid.
Lita mencolek pundak Abid, Abid menoleh (sadar dari lamunannya)
Lita : “Kenapa, Bid????”
Abid : “Ha?!” (seperti linglung, bingung)
Hiska : “Kenapa menghindar dari kami???”
Abid : “ Hmmmmmm......” (agak takut dan mau kabur)
Lita : “Sudahlah..... Ceritakan saja....”
Hiska : “Iya....”
Abid : “Baik, begini. Sebenarnya, kemarin ayahku
di-PHK oleh Pak Bintaro, bos di perusaha’an ayahku. Uang penjualan Ibu dicuri
kemarin.... Dan sekarang, kami tak punya uang.... Makan saja diberi tetangga,
dan juga uang sekolah kini semakin naik. Jadi, orang tuaku terancam tak bisa
membayarnya sehingga aku juga terancam keluar dari sekolah....”
Lalu, Abid keluar.
Lita : “Wah.... Parah! Kita harus berbuat apa!?”
Hiska : “Bagaimana jika kita kumpulkan teman-teman
kita, lalu, kita buat pameran hasil karya kita! Uangnya kita gunakan untuk
membantu Abid.”
Lita : “ Boleh! Kita diskusikan ke teman-teman, yuk!”
Pinkan, Cintya, dan Rista
masuk sambil bersenda gurau/berbincang-bincang dengan tas sekolah mereka.
Mereka bertiga berjalan ke tengah dan bertemu Lita dan Hiska di tengah.
Lita dan Hiska : “Teman-teman!”
Pinkan, Cintya, Rista : “ADA APA?” (Serentak
menoleh melihat Lita dan Hiska)
Hiska : “Kasihan Abid! Orangtuanya kemalingan dan
di-PHK! Dia terancam keluar dari sekolah! [sa’at berbincang-bincang ini,
diusahakan sambil berjalan-jalan]
Pinkan : “HAH?!”
Tiba-tiba Galang melintas dengan tas sekolahnya, langsung
mendatangi mereka.
Galang : “Ada apa ini?? Ikutan dong!”
Rista : “Abid terancam keluar dari sekolah!”
Galang : “Waduh! Dia kan teman baik kita!”
Cintya : “Lebih baik, kita mengumpulkan uang untuk dia saja!”
Lita : “Itulah yang sedang kami berdua pikirkan!”
Pinkan : “Kalau begitu, kita bekerja sambilan sesuai
kemampuan kita, bagaimana????”
Semua : “SETUJU!!!!” (Semua menumpuk tangan lalu
diangkat tinggi-tinggi)
Lalu.... FORMASI!!!!! (SILAKAN DIATUR SENDIRI)
Lita : “Baik! Mulai dari kau, Pinkan!”
Pinkan : (Bingung)”Ap-pa????”
Lita : “Sebutkan apa yang ingin kau perbuat untuk
membantu Abid!”
Pinkan : “Karena aku jago memotret, aku akan jadi
fotografer, Lang!” (menyikut Galang)
Galang : “Aku akan membantu yang membutuhkanku! Cyn!”
[baca: cyin] (menyikut Cintya)
Cintya : “Aku jago berbicara, maka aku akan bersiaran
di radio! Lit!” (menyikut Lita)
Lita : “Aku akan melukis dan menjual hasilnya! Ka!”
(menyikut Hiska)
Hiska : “Karena aku suka membuat iklan, aku akan
membuat iklan! Ayo, Ris!” (menyikut Rista)
Rista : “Aku cerpenis atau novelis. Aku akan
menerbitkan buku secepatnya!” (menyikut sebelahnya. Karena terlalu bertenaga,
ia jadi jatuh) “ADA!!!!” (Mengulurkan tangan minta bantuan ke Hiska) “His~!!!!
ADA!!!!”
Hiska : “Ada???” (membantu Rista yang juga dibantu
oleh Lita)
Rista : “Maksudku....” (mengumpulkan nafas)
“ADAAAAAWWWWWWWWWWWWWWWW!!!!!!!!!!”
Hiska : “Auh....~!” (memegang telinganya)
Semua : “Hahahhaaa.....”
Semua keluar.
Babak II
atau babak Tengah
Setting waktu masih
seperti babak I atau babak Awal, yaitu sa’at pulang sekolah.Pinkan masuk dengan
kameranya, ber-action. Lalu, Pinkan
keluar. Kemudian Cintya masuk dari arah Pinkan keluar dengan HP-nya. Pura-pura
menelepon.
Cintya : “Iya, iya, Pak! Saya akan ke sana! 99 FM ya? Ya..........”
Cintya keluar. Lita masuk,
duduk di tengah sambil menggambar. Lalu, Rista masuk bingung mencari referensi.
Rista : “Aduh.... Referensi.... Hmmm....”
(menghampiri Lita dan duduk di sampingnya)”Hai, Lita!”
Lalu, mereka berdua
berbincang-bincang. Kemudian Hiska datang. Disusul Galang dengan memakai topeng
“Dewa Kematian” mengagetkan mereka bertiga.
Galang : “BAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!”
Rista : “KYAAAAAAAAAAAA~!!!!!!!!
GALAAAAAAAAAAAANGGGGGGGGG!!!!!!!!!!! KAMU NYEBELINNNNNNNNNNNNNNNNNN
BANGET!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” (Kaget dan mengejar Galang dengan
mengacung-acungkan bukunya yang dilipat.Lalu kembali duduk dengan kesal) “HUH!
SEBEL!”
Lalu mereka
berbincang-bincang lagi. Kemudian, Cintya dan Pinkan datang. Mereka saling
sapa. Kemudian keluar karena ingin ikut Cintya yang mengajak Pinkan untuk
mewawancarainya di tempat Cintya magang kerja.
Babak III
atau babak Final-Klimaks
Setting waktu masih tetap,
sepulang sekolah. Namun, sudah agak sore sekitar pukul 15:00 atau pukul 3 sore.
Pinkan masuk dengan uangnya yang membawa tas sekolahnya. Kemudian menghitung
uang penghasilannya. Lalu, disusul oleh Cintya yang membawa dompet dan tas
sekolahnya, Hiska dan Galang yang hanya membawa uang dan tas sekolah mereka
seperti Pinkan. [Uang di sini bukanlah uang asli. Tetapi uang dari permainan monopolly] Kemudian Lita dan Rista masuk
dengan membawa kardus yang sepertinya
sangat berat dan juga tas sekolah mereka. Sesampainya agak tengah, dekat dengan
Pinkan, Cintya, Galang, dan Hiska, Rista menyapa.
Rista : “Hai! Wah, itu penghasilan kalian, ya?”
Galang : “Apa itu?”
Lalu, Rista dan Lita
menyerahkan lukisan dan novel mereka yang ada di atas kardus tadi. Yang lain
mencoba melihatnya sambil memuji-muji. Lalu, Abid datang.
Rista : “Lho?! Bid, Abid! SINI DONG!”
Rista membawa Abid ke
tengah. Lalu, Lita dan Rista berdiri, yang lain mengumpulkan uang mereka ke
Pinkan kemudian mereka semua berdiri.
Lita dan Rista : “ABID,
KAMU KENAPA????”
Abid : “Malu....” (sambil menunduk)
Lita : “Sudah tak perlu malu..... Ini, hadiah dari
kami untukmu! Semoga, dapat meringankan beban keluargamu.” (memberikan kardus
ke Abid)
Pinkan menyodorkan uang ke Abid dan Abid-pun menerima sambil
tersenyum.
Abid : “Terimakasih! Kalian memang sahabat
sejatiku!”
Lita : “Sama-sama!”
Semua(kecuali Abid): “FOR YOU!!!!”
Apik El hehe ^^
ReplyDeleteThanks yo, Nad. Ini asline skenario drama kelas 6 waktu SD dulu. Ini skenario-ne dulu itu bwuat Ujian Praktek Bahasa Indonesia..... ^^
Delete