Malang di Mataku
Malang di mataku, begitu
indah, kota yang hijau, pepohonan di mana-mana membuat suasana kota menjadi
rindang. Hawa yang dingin adalah khas kota Malang. Walau, hawa dingin di Malang
sekarang sudah tidak sedingin seperti dulu lagi. Nah, itu pendapatku tentang
kota Malang. Apa pendapatmu???? Berikut adalah hasil wawancara dari beberapa
orang. Tentang hal apa??? Pendapat, kritik saran, dan kekurangan tentang kota
Malang, tentunya. Check thiz’ out!
1. Putri, 12 th, 7B
“Malang
jalannya cukup padat. Kotanya lumayan bersih. Orangnya baik, ramah, dan sopan.
Saranku, membuat penghasil energi (listrik, air, dan lain-lain) yang
memanfaatkan hawa dingin (maksudnya, membuat penghasil energi listrik melalui
hawa dingin di kota Malang ) sehingga dapat menjadi pengganti sel surya. Karena
di kota Malang kebanyakan hawa dingin sehingga dapat lebih hemat biaya.
Kekurangannya, hawanya dingin, karena di Medan , tempat tinggalku yang dulu
tidak sedingin di kota Malang”
2. Hans (Bon-bon) dan Amel, 12
th, 7B
“Malang sejuk
dan dingin. Kendaraannya tidak sepadat di Jakarta. Malang disebut juga Kota
Bunga karena di sini terdapat banyak sekali bunga dan tanaman. Saran saya,
Malang membuat mobil energi hawa dingin. Sehingga, Malang menjadi kota terindah
di dunia! Hahahaa.... J Dan juga, menjadi sasaran fotografi skala
internasional sehingga Malang menjadi harum namanya. Dan kita, anak SMPK Kolese
Santo Yusup 1 Malang harus menjaga nama baik sekolah ini. Dengan cara, belajar
dengan sungguh-sungguh dan banyak mengikuti lomba berskala internasional agar
nama SMPK Kolese Santo Yusup 1 dapat dijunjung tinggi oleh negara-negara
lainnya sehingga banyak turis yang datang ke Indonesia. Seperti moto sekolah
ini, TETAP BERSEMANGAT!”
3. Agnes, 12 th, 7C
“Lebih banyak
membuang sampah pada tempatnya. Kota indah, tetapi menurutku, mall-nya kurang.”
4. Pak Tri, pengajar bidang
studi olahraga.
“Malang sudah
semakin panas dibandingkan 30 tahun yang lalu. Pertama kali masuk Malang,
dinginnya luar biasa. Sehari bisa makan sampai 5 kali. Karena dingin, tiap 2-3
jam lapar. Dulu, saya kuliahnya di Malang, jadi tahu perubahan suhu di Malang.
Mungkin karena global warming dan
polusi kendara’an berjubel, ya.... Sehingga Malang sudah tidak dingin lagi.
Dulu, di belakang Museum Brawijaya, ada taman resapan air yang kecil. Tetapi,
sekarang dijadikan pemukiman. Banyaknya mall-mall
yang memengaruhi jiwa anak muda yang menjadi konsumtif. Seharusnya, sudah ada
jalan khusus untuk bersepeda karena saya setiap hari naik sepeda. Sehingga bikers merasa tidak aman, tidak nyaman,
serta penuh polusi. Saran saya, usul ke pemerintah kota untuk segera membuat
jalur khusus sepeda seperti di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Juga untuk
semua masyarakat, jika ingin berpergian lebih baik naik sepeda saja. Selain
nyaman, sehat, tidak ada macet, yang perlu diketahui.... Tidak ada penilangan
bagi pengguna sepeda, malah, dicarikan jalan oleh polisi, tidak keluar polusi,
murah, dan yang paling penting.... Ikut menyelamatkan Bumi J.”
5. Vivi dan Evelina, 13 th, 8C
“Kurang
bersih. Pemerintahnya kacau, tak bis diandalkan. Lebih banyak petugas
kebersihan. Masyarakatnya harus lebih disiplin dalam menjaga lingkungan.
Dilarang korupsi. Sekolah gratis bagi mereka yang tidak mampu. Menurut kami,
Malang kota terbesar kedua di Jatim. Kualitas pendidikannya ditingkatkan lagi.
Sarannya, sarana dan pra-sarananya diperbanyak lagi. Penghijauannya
ditingkatkan lagi.”
No comments:
Post a Comment