Entri Populer

Wednesday, October 19, 2016

[Review] J-Movie : Orange-オレンジ (2015)



Judul film          : Orange -オレンジ- (2015)
Sutradara           : Kojiro Hashimoto
Penulis naskah  : Arisa Kaneko
Produser            : ?
Pemeran            :


 (sumber untuk daftar pemain : https://en.wikipedia.org/wiki/Orange_(2015_film) )

Musik                : Yoshihide Otomo
Sinematografi    : -
Penyunting        : -

1.      Orientasi (pengantar cerita)
Pada musim semi di umurnya yang ke-16 tahun, Naho Takamiya menerima sebuah surat secara tiba-tiba dari dirinya sendiri di masa depan, lebih tepatnya 10 tahun kemudian. Naho yang hari itu merupakan hari pertamanya masuk SMA di kota Matsumoto, datang sedikit terlambat ke upacara pembukaan tahun ajaran baru. Saat ia membaca surat tersebut, dirinya 10 tahun mendatang mengatakan menyesal atas banyak hal dan berakhir pada suatu penyesalan yang sangat besar. Dalam surat itu, Naho diminta untuk bersedia melakukan beberapa hal.
Hal-hal yang tertulis dalam surat itu pun terjadi dan membuat Naho yang awalnya merasa skeptis menjadi mempercayainya. Naho pun berusaha sekuat tenaga untuk menuruti keinginan dari dirinya di masa depan untuk menyelamatkan Kakeru Naruse. Tak hanya sendiri, Naho juga dibantu dengan Hiroto Suwa, Takako Chino, Saku Hagita, dan Azusa Murasaka.


2.      Tasfiran isi (isi cerita)
Kejadian pertama yang tertulis dalam surat itu adalah keterlambatan Naho pada hari pertamanya. Disusul dengan kedatangan seorang siswa pindahan dari Tokyo, Kakeru Naruse. Awalnya, Naho mengira ini hanyalah kebetulan. Namun kejadian selanjutnya, Suwa, Takako, Hagita, Azusa, dan dirinya mengajak Kakeru untuk pergi mengunjungi toko roti dalam perjalan pulang mereka, membuat Naho yakin bahwa surat itu benar-benar berasal dari dirinya di masa depan.
Kejadian selanjutnya adalah absennya Kakeru selama sekitar dua minggu yang ternyata disebabkan oleh kematian ibunya. Pada akhirnya, Naho memutuskan untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan peristiwa yang akan terjadi yang telah ditulis secara mendetail dalam surat itu. Dengan harapan Naho di masa depan tidak akan mengalami penyesalan lagi.
Seperti Naho yang mendukung Kakeru agar bisa masuk ke klub sepakbola, mendorongnya utuk menolak Rio Ueda, salah seorang kakak kelas dan berakhir dengan putusnya mereka berdua. Tak hanya sampai sana, saat festival Azalea atau festival sekolah tahunan mereka, keduanya berakhir dengan menonton kembang api berdua dari kolam renang sekolah.

3.      Evaluasi (resensi)
Dalam film yang merupakan adaptasi dari manga berjudul sama karangan Ichigo Takano ini, terdapat beberapa bagian yang kurang masuk akal. Suwa yang di masa depan mengajak Nao untuk menulis surat untuk diri mereka di masa lalu masih masuk akal. Namun setelahnya, mereka meletakkan surat mereka di dalam kotak besi dan dikuburkan di bukit yang di dekatnya ada pepohonan sakura. Di bagian ini agak kurang jelas. Mengapa harus di bukit itu? Mengapa harus dikubur? Lalu bagaimana caranya bisa tiba-tiba masuk di tas Naho? Tapi, karena genre film ini juga ada fantasinya, jadi mungkin tidak perlu terlalu dipermasalahkan. Karena pasti itu hanyalah suatu keajaiban yang bisa membawa surat itu ke masa lalu.
Kemudian, ada yang alurnya agak terlalu cepat. Yaitu pada bagian festival Azalea (festival sekolah). Sebelumnya, Kakeru berkata pada Naho akan memutuskan Ueda. Tetapi, di sini tidak diperlihatkan kapan ia memutuskan Ueda. Yang diperlihatkan hanyalah Ueda yang melihat ke arah Naho dan Kakeru dengan cemburu dan ‘menindas’ Naho bersama dengan kedua temannya. Kemudian, ia berhenti mengganggu kehidupan Naho begitu saja. Seperti terlalu cepat. Seharusnya ada masa penjelasan mengapa Ueda berhenti begitu saja mengganggu Naho.
Tapi di luar kekurangan itu, cara pengambilan adegan demi adegan sudah sangat bagus. Kualitas gambarnya  juga sudah sangat mumpuni. Adegan demi adegan sudah ditayangkan secara jelas tanpa membuat bingung para penonton. Latar belakang musik yang dimasukkan juga sudah memperkuat kesan penonton terhadap jalan cerita. Penyelesaian setiap konflik juga sudah jelas.
Persamaan film ini dengan film Indonesia, Negeri Van Oranje (2015) adalah sama-sama menceritakan tentang sekelompok sahabat yang dibumbui dengan sedikit romance. Dan terdapat unsur ‘menikah’. Hanya bedanya, jika dalam film Negeri Van Oranje, tidak ada unsur dunia kepararelan. Sementara dalam film Orange, terdapat konsep dunia pararel. Lalu latar belakang tempatnya juga sangat kontras. Dalam Negeri Van Oranje, seperti yang sudah terlihat dari judul filmnya, berlatarkan negeri Belanda. Sedangkan film Orange berlatarkan kota Matsumoto, Jepang.

No comments:

Post a Comment