Sutradara : Kojiro Hashimoto
Penulis naskah : Arisa Kaneko
Produser : ?
Pemeran :
- Tao Tsuchiya as Naho Takamiya
- Kento Yamazaki as Kakeru Naruse
- Ryo Ryusei as Hiroto Suwa
- Hirona Yamazaki as Takako Chino
- Dori Sakurada as Saku Hagita
- Kurumi Shimizu as Azusa Murasaka
- Erina Mano as Rio Ueda
- Shingo Tsurumi as Kōji Nakano (中野 幸路 Nakano Kōji?)
- Yoko Moriguchi as Miyu Naruse (成瀬 美由 Naruse Miyu?)
- Reiko Kusamura as Hatsuno Naruse (成瀬 初乃 Naruse Hatsuno?)
(sumber untuk daftar pemain : https://en.wikipedia.org/wiki/Orange_(2015_film) )
Musik : Yoshihide Otomo
Sinematografi : -
Penyunting : -
1. Orientasi
(pengantar cerita)
Pada musim semi
di umurnya yang ke-16 tahun, Naho
Takamiya menerima sebuah surat secara tiba-tiba dari dirinya sendiri di
masa depan, lebih tepatnya 10 tahun kemudian. Naho yang hari itu merupakan hari
pertamanya masuk SMA di kota Matsumoto,
datang sedikit terlambat ke upacara pembukaan tahun ajaran baru. Saat ia
membaca surat tersebut, dirinya 10 tahun mendatang mengatakan menyesal atas
banyak hal dan berakhir pada suatu penyesalan yang sangat besar. Dalam surat
itu, Naho diminta untuk bersedia melakukan beberapa hal.
Hal-hal yang
tertulis dalam surat itu pun terjadi dan membuat Naho yang awalnya merasa
skeptis menjadi mempercayainya. Naho pun berusaha sekuat tenaga untuk menuruti
keinginan dari dirinya di masa depan untuk menyelamatkan Kakeru Naruse. Tak hanya sendiri, Naho juga dibantu dengan Hiroto Suwa, Takako Chino, Saku Hagita, dan
Azusa Murasaka.
2. Tasfiran
isi (isi cerita)
Kejadian pertama
yang tertulis dalam surat itu adalah keterlambatan Naho pada hari pertamanya. Disusul dengan kedatangan seorang siswa pindahan dari
Tokyo, Kakeru Naruse. Awalnya, Naho mengira ini hanyalah kebetulan. Namun
kejadian selanjutnya, Suwa, Takako, Hagita, Azusa, dan dirinya mengajak Kakeru
untuk pergi mengunjungi toko roti dalam perjalan pulang mereka, membuat Naho
yakin bahwa surat itu benar-benar berasal dari dirinya di masa depan.
Kejadian
selanjutnya adalah absennya Kakeru selama sekitar dua minggu yang ternyata
disebabkan oleh kematian ibunya. Pada akhirnya, Naho memutuskan untuk melakukan
hal-hal yang berlawanan dengan peristiwa yang akan terjadi yang telah ditulis
secara mendetail dalam surat itu. Dengan harapan Naho di masa depan tidak akan
mengalami penyesalan lagi.
Seperti
Naho yang mendukung Kakeru agar bisa masuk ke klub sepakbola, mendorongnya utuk
menolak Rio Ueda, salah seorang
kakak kelas dan berakhir dengan putusnya mereka berdua. Tak hanya sampai sana,
saat festival Azalea atau festival sekolah tahunan mereka, keduanya berakhir
dengan menonton kembang api berdua dari kolam renang sekolah.
3. Evaluasi
(resensi)
Dalam film yang merupakan adaptasi dari manga
berjudul sama karangan Ichigo Takano
ini, terdapat beberapa bagian
yang kurang masuk akal. Suwa yang di masa depan mengajak Nao untuk menulis
surat untuk diri mereka di masa lalu masih masuk akal. Namun setelahnya, mereka
meletakkan surat mereka di dalam kotak besi dan dikuburkan di bukit yang di
dekatnya ada pepohonan sakura. Di bagian ini agak kurang jelas. Mengapa harus
di bukit itu? Mengapa harus dikubur? Lalu bagaimana caranya bisa tiba-tiba
masuk di tas Naho? Tapi, karena genre
film ini juga ada fantasinya, jadi mungkin tidak perlu terlalu dipermasalahkan.
Karena pasti itu hanyalah suatu keajaiban yang bisa membawa surat itu ke masa
lalu.
Kemudian, ada yang alurnya agak terlalu cepat. Yaitu pada
bagian festival Azalea (festival sekolah). Sebelumnya, Kakeru berkata pada Naho
akan memutuskan Ueda. Tetapi, di sini tidak diperlihatkan kapan ia memutuskan
Ueda. Yang diperlihatkan hanyalah Ueda yang melihat ke arah Naho dan Kakeru
dengan cemburu dan ‘menindas’ Naho bersama dengan kedua temannya. Kemudian, ia
berhenti mengganggu kehidupan Naho begitu saja. Seperti terlalu cepat. Seharusnya ada masa penjelasan
mengapa Ueda berhenti begitu saja mengganggu Naho.
Tapi di luar kekurangan itu,
cara pengambilan adegan demi adegan sudah sangat bagus. Kualitas gambarnya juga sudah sangat mumpuni. Adegan demi adegan
sudah ditayangkan secara jelas tanpa membuat bingung para penonton. Latar
belakang musik yang dimasukkan juga sudah memperkuat kesan penonton terhadap
jalan cerita. Penyelesaian setiap konflik juga sudah jelas.
Persamaan film ini dengan film
Indonesia, Negeri Van Oranje (2015)
adalah sama-sama menceritakan tentang sekelompok sahabat yang dibumbui dengan
sedikit romance. Dan terdapat unsur
‘menikah’. Hanya bedanya, jika dalam film Negeri Van Oranje, tidak ada unsur
dunia kepararelan. Sementara dalam film Orange, terdapat konsep dunia pararel.
Lalu latar belakang tempatnya juga sangat kontras. Dalam Negeri Van Oranje,
seperti yang sudah terlihat dari judul filmnya, berlatarkan negeri Belanda.
Sedangkan film Orange berlatarkan kota Matsumoto, Jepang.
No comments:
Post a Comment